"Penurunan angka kelahiran memicu krisis demografi di negara-negara Asia
Negara-negara seperti Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan mengalami penurunan tingkat kesuburan dan peningkatan populasi lansia",
---
Tingkat kesuburan yang menurun secara mengkhawatirkan memicu krisis demografi di beberapa negara di Asia Timur dan Tenggara dengan populasi yang semakin menua dan berkurangnya tenaga kerja.
Korea Selatan, Singapura, Hong Kong, dan negara kepulauan Taiwan termasuk di antara lima negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia, menurut laporan CIA tahun 2023.
Foto Ilustrasi
Situasinya tidak berbeda di negara-negara raksasa regional seperti Tiongkok dan Jepang, di mana populasi yang menyusut telah mendorong pemerintah untuk menawarkan insentif dan membuat kebijakan yang secara khusus ditujukan untuk meningkatkan angka kelahiran.
Angka kelahiran total global telah berkurang setengah dari sekitar 5 anak per wanita pada tahun 1950 menjadi 2,2 anak per wanita pada tahun 2021, menurut sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet pada bulan Mei.
Studi tersebut memperingatkan bahwa tingkat kesuburan di hampir setiap negara akan sangat rendah sehingga populasi mereka akan mulai menyusut pada tahun 2100.
Pendapatan yang lebih tinggi, jenjang pendidikan yang meningkat, partisipasi perempuan yang lebih besar di dunia kerja, dan perubahan pandangan mengenai pengaturan keluarga dipandang sebagai alasan utama penurunan angka kelahiran global.
Di sisi lain, akses perawatan kesehatan yang lebih mudah dan lebih baik, seiring dengan peningkatan standar hidup, meningkatkan harapan hidup.
Faktor-faktor seperti perumahan yang mahal, jam kerja yang panjang, dan biaya pendidikan yang tinggi merupakan faktor utama di balik meningkatnya keengganan untuk menikah atau memiliki anak.
- China
Populasi China turun untuk tahun kedua berturut-turut pada tahun 2023, setelah mulai menyusut pada tahun 2022 untuk pertama kalinya dalam enam dekade.
Biro Statistik Nasional China melaporkan bahwa angka kelahiran mencapai titik terendah tahun lalu, sementara angka kematian melonjak ke tingkat yang tidak terlihat dalam lebih dari 50 tahun.
Pada tahun 2023, populasi Tiongkok daratan turun sebanyak 2,08 juta jiwa, penurunan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 850.000 jiwa pada tahun 2022.
Jumlah bayi yang lahir tahun lalu adalah 9,02 juta, turun 5,6% dari 9,56 juta pada tahun 2022
Tiongkok telah menyaksikan penurunan tajam dalam tingkat kesuburan, dari 6,0 pada tahun 1970-an ke tingkat terendah yang pernah tercatat, dan sekarang pada 1,7 kelahiran per wanita pada tahun 2024.
Pada tahun 2016, Tiongkok melonggarkan pembatasan dan memperbolehkan pasangan untuk memiliki anak kedua, menandai berakhirnya “kebijakan satu anak” yang diberlakukan sejak akhir tahun 1970-an.
Pada tahun 2021, pemerintah mengizinkan pasangan untuk memiliki hingga tiga anak.
Menurut perkiraan PBB, populasi Tiongkok dapat menurun hingga 1,313 miliar pada tahun 2050 dan turun di bawah 800 juta pada tahun 2100, sementara orang-orang yang berusia di atas 60 tahun diproyeksikan akan mencapai lebih dari 40% dari total populasi pada tahun 2050.
Populasi usia kerja Tiongkok — mereka yang berusia antara 16 hingga 59 tahun — mengalami penurunan sebesar 0,5% pada akhir tahun 2022, sehingga totalnya menjadi lebih dari 875,5 juta orang.
Untuk memenuhi permintaan pasar, Beijing bulan ini menyetujui rencana untuk menaikkan usia pensiun pekerja publik secara bertahap, yang pertama sejak tahun 1950-an.
-Jepang
Pada bulan Juni 2024, Jepang, negara dengan jumlah penduduk tertua di dunia, memiliki tingkat kelahiran terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1947.
Total populasi lansia Jepang, usia 65 tahun ke atas, tercatat mencapai 36,25 juta orang, dengan 25,2% masih bekerja.
Statistik Kementerian Kesehatan tahun 2023 menunjukkan bahwa angka kesuburan turun ke rekor terendah yaitu 1,20 anak per wanita.
Populasi Jepang menurun dari 122,42 juta jiwa pada tahun 2022 menjadi 121,56 juta jiwa pada tahun 2023, menurut angka resmi, menandai penurunan selama 15 tahun berturut-turut dan penurunan terbesar sejak survei dimulai pada tahun 1968.
Negara ini telah memberlakukan undang-undang baru untuk meningkatkan langkah-langkah tunjangan anak, termasuk menghapus batasan pendapatan sebelumnya untuk memenuhi syarat mendapatkan tunjangan anak dan insentif lainnya.
- Korea Selatan
Pada bulan Juni, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan “darurat demografi nasional” di negaranya.
Angka kelahiran total Korea Selatan – jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita seumur hidupnya – turun ke titik terendah 0,72 pada tahun 2023, jauh di bawah tingkat penggantian 2,1 yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi negara tersebut pada angka 51 juta jiwa.
Menurut penelitian yang diterbitkan di The Lancet, Korea Selatan akan memiliki tingkat kesuburan 0,82 pada tahun 2050, menempatkannya pada daftar 10 negara yang diperkirakan memiliki tingkat kesuburan terendah pada pertengahan dan akhir abad ini.
Angka pernikahan di negara ini turun menjadi 5,5%, sementara 19,5% penduduk berusia di atas 65 tahun – sekitar 10 juta dari total lebih dari 51,6 juta.
Menurut statistik resmi, Korea Selatan terancam menjadi negara dengan masyarakat “super-tua” karena jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun diperkirakan akan mencapai 18,86 juta jiwa, atau 40,8%, pada tahun 2052.
Untuk mengatasi masalah tersebut, negara telah memperkenalkan berbagai insentif seperti peningkatan tunjangan cuti orang tua, jam kerja yang lebih fleksibel, dan insentif seperti penitipan anak, program setelah sekolah, dan subsidi pajak.
- Korea Udara
Desember lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan mendesak para wanita untuk memiliki lebih banyak anak, dan menyerukan upaya kolektif untuk mengatasi penurunan angka kelahiran di negara itu.
Menurut Dana Kependudukan PBB, tingkat kesuburan di Korea Utara pada tahun 2023 telah menurun menjadi 1,8 anak per wanita, di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1.
Sebuah studi oleh The Lowy Institute memproyeksikan bahwa populasi usia kerja Korea Utara, antara usia 15 dan 64 tahun, dapat mulai turun pada tahun-tahun menjelang 2030.
- Taiwan dan HongKong
Taiwan, yang dijuluki sebagai“masyarakat yang menua,” telah mengalami penurunan tingkat kesuburan dari 7 kelahiran per wanita pada tahun 1951 menjadi 0,87 pada tahun 2022.
Dewan Pembangunan Nasional negara kepulauan itu, yang diklaim China sebagai provinsi yang memisahkan diri, telah meramalkan bahwa Taiwan akan menjadi salah satu masyarakat tertua di dunia pada tahun 2060, ketika populasi lansianya dapat meningkat hingga 41,4%.
Hong Kong, wilayah administratif khusus Tiongkok dan pusat ekonomi perkotaan, juga mengalami penurunan angka kelahiran selama tiga dekade terakhir.
Menurut angka resmi, angka kesuburan menurun dari 1,28 pada tahun 2012 menjadi 0,7 pada tahun 2022.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa populasi Hong Kong yang berusia di atas 65 tahun dapat mencapai 40% pada tahun 2050, sementara angkatan kerjanya diperkirakan akan menyusut dari 57,2% pada tahun 2021 menjadi 51,6% pada tahun 2046.
- Singapura dan Thailand
Angka kelahiran di Thailand turun dari 6,29 pada tahun 1970 menjadi 1,08 pada tahun 2023, menurut angka resmi.
Dewan Ekonomi Nasional Thailand juga telah memproyeksikan penurunan populasi usia kerja dari sekitar 66% pada tahun 2017 menjadi 56,8% pada tahun 2037.
Pada bulan Maret, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan tren saat ini dapat menyebabkan populasi Thailand berkurang setengah dari 66 juta menjadi 33 juta dalam 60 tahun.
Angka kelahiran Singapura turun ke titik terendah sepanjang sejarah sebesar 0,97 pada tahun 2023, turun di bawah 1,0 untuk pertama kalinya.
Sebanyak 33.541 bayi lahir di Singapura pada tahun 2023, turun 5,8% dari 35.605 pada tahun 2022, menurut harian lokal The Straits Times.
Sebaliknya, jumlah kematian terus meningkat selama dekade terakhir, dengan total 26.888 tercatat pada tahun 2023, 10,7% lebih tinggi dari 24.292 pada tahun 2021.
Orang-orang yang berusia di atas 65 tahun menyumbang 17,3% dari total populasi Singapura pada tahun 2023, menurut angka rèsmi
Sumber : AANews
Penulis : Tayyaba Nisar Khan
Posting Komentar