"Situasi memburuk secara dramatis pada akhir Februari, ketika geng-geng melancarkan serangan terhadap penjara dan lembaga negara lainnya di seluruh Port-au-Prince,"
Menurut laporan terbaru oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Lebih dari 700.000 orang kini mengungsi dari rumah mereka di Haiti, dengan lebih dari separuhnya adalah anak-anak.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mengatakan pada hari Rabu, 2/10. bahwa angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 22 persen dibandingkan dengan bulan Juni. Lebih dari 110.000 orang telah meninggalkan rumah mereka dalam tujuh bulan terakhir akibat kekerasan geng , khususnya di daerah Gressier, sebelah barat ibu kota, Port-au-Prince, tambahnya.
Negara Haiti telah menghadapi beberapa kendala Nasional diantarnya kerusuhan dan ketidakstabilan selama bertahun-tahun dikarenakan hadirnya kelompok bersenjata yang kuat dan radikal yang sering kali memiliki hubungan dengan para pemimpin politik dan bisnis negara tersebut dan kemudian mereka bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan kendali.
Situasi memburuk secara dramatis pada akhir Februari, ketika geng-geng melancarkan serangan terhadap penjara dan lembaga negara lainnya di seluruh Port-au-Prince. Melonjaknya kekerasan tahun ini mendorong pengunduran diri Perdana Menteri Haiti Ariel Henry.
Pembentukan Dewan Presiden Transisi Negara itu, dan pengerahan pasukan multinasional yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin Kenya yang disebut Misi Dukungan Keamanan Multinasional.
Minggu lalu, kantor hak asasi manusia PBB mengatakan lebih dari 3.600 orang telah tewas tahun ini dalam kekerasan geng yang "tidak masuk akal" di negara itu. Dan pada hari Sehingga 1/10, Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu.
(IPC) mengatakan dalam sebuah laporan bahwa hampir 48 persen orang di Haiti mengalami kekurangan pangan akut.
Laporan IOM menyatakan sekitar 75 persen dari mereka yang mengungsi kini berlindung di provinsi-provinsi negara tersebut, dengan wilayah Grand Sud sendiri menampung 45 persen dari seluruh pengungsi.
Sumber : Al Jazeera dan kantor berita lainnya
Posting Komentar