Rwanda mulai program vaksinasi untuk mengekang wabah virus Marburg

 

"Pemerintah akan memprioritaskan mereka yang 'paling berisiko' dan 'petugas kesehatan yang paling terpapar' menyusul kematian 12 orang,"

 

Rwanda telah mengumumkan bahwa mereka telah mulai mencoba memberikan dosis vaksin terhadap virus Marburg untuk mencoba memerangi wabah penyakit mirip Ebola di negara Afrika Timur tersebut.

   Virus Marburg memiliki struktur 'berfilamen' dan ditularkan oleh kelelawar buah [Shutterstock]


“Vaksinasi akan segera dimulai hari ini,” kata Menteri Kesehatan Sabin Nsanzimana dalam konferensi pers pada hari Minggu, (6/10). di ibu kota, Kigali.

Virus Marburg telah menewaskan 12 orang di Rwanda sejak dinyatakan sebagai wabah pada 27 September. Pihak berwenang mengatakan pada saat itu bahwa kasus pertama telah ditemukan di antara pasien di fasilitas kesehatan. Hingga kini belum ada konfirmasi mengenai sumber wabah tersebut.

Menteri kesehatan mengatakan vaksinasi akan difokuskan pada mereka yang “paling berisiko, paling terpapar yaitu para petugas kesehatan yang bekerja di pusat perawatan, di rumah sakit, di ICU, di unit gawat darurat, tetapi juga kontak dekat dari kasus yang terkonfirmasi”.

"Kami yakin bahwa dengan vaksin, kami memiliki alat yang ampuh untuk menghentikan penyebaran virus ini," kata menteri tersebut. Negara tersebut telah menerima kiriman vaksin termasuk dari Sabin Vaccine Institute.

Pemerintah mengatakan ada 46 kasus yang dikonfirmasi, dengan 29 di antaranya menjalani Isolasi. Otoritas kesehatan telah mengidentifikasi sedikitnya 400 orang yang melakukan kontak dengan kasus virus yang dikonfirmasi. Seperti Ebola, virus Marburg diyakini berasal dari kelelawar buah dan menyebar di antara manusia melalui kontak dekat dengan cairan tubuh individu yang terinfeksi atau dengan permukaan, seperti sprei yang terkontaminasi. Tanpa ditangani awal dengan pengobatan, Marburg dapat berakibat fatal hingga 88 persen orang yang jatuh sakit karena penyakit tersebut.

Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, diare, muntah, dan dalam beberapa kasus, kehilangan banyak darah, yang sering kali mengakibatkan kematian. Tidak ada vaksin atau pengobatan resmi untuk Marburg.

Wabah Marburg dan kasus individu di masa lalu pernah tercatat di Tanzania, Guinea Ekuatorial, Angola, Republik Demokratik Kongo (DRC), Kenya, Afrika Selatan, Uganda, dan Ghana, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

 

 

Sumber : Kantor Berita

#virusMarburg #InternasionalNews

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama