Tentara Meksiko menembaki truk pengangkut migran enam orang Tebunuh

"Truk itu "menghindari personel militer" dan diikuti oleh dua kendaraan yang mirip dengan yang digunakan oleh kelompok kriminal di daerah tersebut,"

Kelompok hak asasi manusia memperingatkan bahwa para migran dan pencari suaka yang melakukan perjalanan ke utara melalui Meksiko sering mengalami kekerasan.

Seorang tentara berjalan di dekat pos pemeriksaan imigrasi di Tapachula, negara bagian Chiapas, Meksiko, pada 8 Juni 2019 [File: Marco Ugarte/AP Photo]

Militer Meksiko telah mengungkapkan bahwa tentara melepaskan tembakan minggu ini terhadap sebuah truk yang membawa puluhan migran, menewaskan enam orang. Kementerian Pertahanan Meksiko mengumumkan dalam siaran pers pada hari Rabu, (2/01). bahwa insiden itu terjadi di dekat kota Huixtla di negara bagian selatan Chiapas pada malam sebelumnya, pada tanggal 1 Oktober.

Tepat setelah penembakan, “personel militer mengidentifikasi 33 migran berkebangsaan Mesir, Nepal, Kuba, India, Pakistan, dan Arab, yang mana 4 di antaranya meninggal, 12 terluka, dan 17 tidak terluka”, menurut siaran pers tersebut. Ditambahkannya, dua orang lagi meninggal setelah dibawa ke rumah sakit setempat.
Penembakan itu terjadi sekitar 41 km (25 mil) dari kota Tapachula di perbatasan dengan Guatemala, wilayah tempat banyak migran dan pencari suaka memulai perjalanan berbahaya mereka ke utara melalui Meksiko.
Kelompok hak-hak imigran mengatakan bahwa kekerasan dan pelecehan di tangan penegak hukum Meksiko dan kelompok kriminal adalah hal biasa terjadi.

Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa dua tentara yang melepaskan tembakan telah dicopot dari jabatan mereka. Kasus ini telah dirujuk ke jaksa federal dan pengadilan militer sendiri.
Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 20.50 pada hari Selama,(1/10), (02.50 GMT, Rabu), saat tentara melihat sebuah kendaraan seperti pikap melaju dengan kecepatan tinggi.

Siaran pers tersebut menjelaskan truk itu "menghindari personel militer" dan diikuti oleh dua kendaraan yang mirip dengan yang digunakan oleh kelompok kriminal di daerah tersebut. Kedua tentara melepaskan tembakan setelah "mendengar ledakan", kata Kementerian Pertahanan tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Pihak Militer mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Meksiko untuk berkoordinasi dengan kedutaan besar yang mewakili negara-negara korban. Ke-17 migran yang tidak terluka dalam penembakan tersebut telah diserahkan kepada otoritas migrasi Meksiko.

Tahun lalu, Organisasi Internasional untuk Migrasi menobatkan jalur menuju perbatasan AS-Meksiko sebagai “rute darat paling mematikan bagi para migran di seluruh dunia”, dengan menyebutkan risiko dari lingkungan dan kelompok kriminal, di antara ancaman lainnya.


Sumber : Kantor Berita

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama